Potensi Desa Talagasari
KKNM Unpad Desa Talagasari 2012
Posted on January 28, 2012
Desa Talagasari memiliki berbagai potensi ekonomi dan pariwisata yanqg tersebar di beberapa dusun. Potensi ekonomi dapat ditemukan di dusun Mekarlaksana dan Kiarakoneng I&II dan potensi pariwisata terdapat di dusun Talun.
POTENSI EKONOMI
1.Dusun Mekarlaksana
Dusun ini memiliki potensi berupa tempat penambangan batu yang besar atau yang biasa disebut sebagai batu karut. Tambang batu yang ada di dusun ini sudah sejak lama dimanfaatkan oleh warga sekitar. Banyak pendatang dari daerah lain yang mengunjungi lokasi penambangan batu ini untuk membeli batu. Batu hasil penambanagan ini dijual seharga Rp.9000,- per meter. Di dusun ini terdapat 10 lokasi penambangan batu. Setiap tambang batu disewa oleh seorang bandar dalam kurun waktu tertentu. Kemudian hasil yang didapatkan dari penambangan batu tersebut dibagi dengan pihak desa.
2. Dusun Kiarakoneng I & II
Di dusun ini ada beberapa potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Potensi tersebut yaitu pembuatan gula aren, pembuatan opak ketan, dan pembuatan ranginang.
A. Pembuatan gula aren
Pembuatan gula aren ini dilakukan oleh warga yang tinggal di Dusun Kiarakoneng II. Pembuatan gula aren dimulai dari pengambilan air lahang. Proses awal ini biasanya dilakukan selama semalam. Setelah air lahang didapat, mulailah proses pembuatan gula aren dengan cara direbus dalam wajan sampai berubah warna menjadi kecokelatan dan mengental. Kemudian adonan air lahang dipindahkan ke dalam cetakan yang terbuat dari bambu. Biasanya dalam sekali pembuatan, warga menghasilkan tiga hingga empat gandu gula aren. Gula ini dijual seharga Rp 7.500,- per gandu dan hanya dijual jika ada pemesan atau ada yang datang untuk membeli.
B. Pembuatan opak ketan
Di dusun ini ada beberapa warga yang sering membuat opak ketan. Namun opak ketan ini dibuat tidak untuk dijual, melainkan jika ada keperluan seperti pengajian dan perkumpulan warga. Bahan dasar pembuatan opak ketan ini yaitu ketan, garam, dan santan. Pertama-tama ketan dicampur dengan garam dan santan, kemudian dikukus hingga matang. Setelah matang, ketan diambil sedikit demi sedikit lalu ditumbuk supaya bentuknya menjadi pipih, kemudian dijemur. Penjemuran cetakan opak harus dilakukan saat cuaca sedang panas. Setelah itu opak digoreng sampai berwarna kecokelatan. Saat proses pembuatan opak berlangsung, beberapa mahasiswa KKN ikut membantu sambil belajar membuat opak.
C. Pembuatan opak aron
Pembuatan opak aron sama seperti membuat opak ketan, hanya saja yang membedakan pada penggunaan bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan opak aron yaitu beras aron, nasi yang telah dikeringkan. Setelah nasi aron kering, proses selanjutnya sama dengan pembuatan opak ketan. Dalam pembuatan opak aron ini pun mahasiswa KKN ikut membantu dan belajar.
D. Pembuatan ranginang
Selain opak ketan dan opak aron, warga di dusun ini sering membuat ranginang. Sama seperti pembuatan opak, pembuatan ranginang ini tidak bertujuan untuk dijual, namun hanya sebagai camilan sehari-hari. Ranginang ini dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan bawang putih dan garam. Kemudian dimasak selama 30 menit. Setelah adonan matang, kemudian dicetak dan dijemur selama duamhari sampai kering. Namun jika selama proses penjemuram ranginang belum kering, maka akan dijadikan opak.
POTENSI PARIWISATA
Itulah beberapa potensi di desa Talagasari ini, potensi yang bisa menghasilkan keuntungan bagi desa apabila dikembangkan secara serius. Namun karena terhalang berbagai keterbatasan, potensi yang ada di desa ini belum dapat dikembangkan leih baik lagi.
POTENSI EKONOMI
1.Dusun Mekarlaksana
Dusun ini memiliki potensi berupa tempat penambangan batu yang besar atau yang biasa disebut sebagai batu karut. Tambang batu yang ada di dusun ini sudah sejak lama dimanfaatkan oleh warga sekitar. Banyak pendatang dari daerah lain yang mengunjungi lokasi penambangan batu ini untuk membeli batu. Batu hasil penambanagan ini dijual seharga Rp.9000,- per meter. Di dusun ini terdapat 10 lokasi penambangan batu. Setiap tambang batu disewa oleh seorang bandar dalam kurun waktu tertentu. Kemudian hasil yang didapatkan dari penambangan batu tersebut dibagi dengan pihak desa.
2. Dusun Kiarakoneng I & II
Di dusun ini ada beberapa potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Potensi tersebut yaitu pembuatan gula aren, pembuatan opak ketan, dan pembuatan ranginang.
A. Pembuatan gula aren
Pembuatan gula aren ini dilakukan oleh warga yang tinggal di Dusun Kiarakoneng II. Pembuatan gula aren dimulai dari pengambilan air lahang. Proses awal ini biasanya dilakukan selama semalam. Setelah air lahang didapat, mulailah proses pembuatan gula aren dengan cara direbus dalam wajan sampai berubah warna menjadi kecokelatan dan mengental. Kemudian adonan air lahang dipindahkan ke dalam cetakan yang terbuat dari bambu. Biasanya dalam sekali pembuatan, warga menghasilkan tiga hingga empat gandu gula aren. Gula ini dijual seharga Rp 7.500,- per gandu dan hanya dijual jika ada pemesan atau ada yang datang untuk membeli.
B. Pembuatan opak ketan
Di dusun ini ada beberapa warga yang sering membuat opak ketan. Namun opak ketan ini dibuat tidak untuk dijual, melainkan jika ada keperluan seperti pengajian dan perkumpulan warga. Bahan dasar pembuatan opak ketan ini yaitu ketan, garam, dan santan. Pertama-tama ketan dicampur dengan garam dan santan, kemudian dikukus hingga matang. Setelah matang, ketan diambil sedikit demi sedikit lalu ditumbuk supaya bentuknya menjadi pipih, kemudian dijemur. Penjemuran cetakan opak harus dilakukan saat cuaca sedang panas. Setelah itu opak digoreng sampai berwarna kecokelatan. Saat proses pembuatan opak berlangsung, beberapa mahasiswa KKN ikut membantu sambil belajar membuat opak.
C. Pembuatan opak aron
Pembuatan opak aron sama seperti membuat opak ketan, hanya saja yang membedakan pada penggunaan bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan opak aron yaitu beras aron, nasi yang telah dikeringkan. Setelah nasi aron kering, proses selanjutnya sama dengan pembuatan opak ketan. Dalam pembuatan opak aron ini pun mahasiswa KKN ikut membantu dan belajar.
D. Pembuatan ranginang
Selain opak ketan dan opak aron, warga di dusun ini sering membuat ranginang. Sama seperti pembuatan opak, pembuatan ranginang ini tidak bertujuan untuk dijual, namun hanya sebagai camilan sehari-hari. Ranginang ini dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan bawang putih dan garam. Kemudian dimasak selama 30 menit. Setelah adonan matang, kemudian dicetak dan dijemur selama duamhari sampai kering. Namun jika selama proses penjemuram ranginang belum kering, maka akan dijadikan opak.
POTENSI PARIWISATA
Itulah beberapa potensi di desa Talagasari ini, potensi yang bisa menghasilkan keuntungan bagi desa apabila dikembangkan secara serius. Namun karena terhalang berbagai keterbatasan, potensi yang ada di desa ini belum dapat dikembangkan leih baik lagi.
Posted in: Bandung,Talagasari
0 komentar:
Posting Komentar